Bakat menggambar yang dimiliki kakek sudah ada sejak masih kecil. Kakek sering bercerita kepada kami bahwa sang ayahlah yang pertama kalinya memperkenalkan dunia gambar. Sang ayah seorang tukang gambar bangunan. Sesekali ketika kakek kecil memperhatikan sang ayah, dibuatkannya gambar tokoh super hero. Kakek pun senang bukan main dan kemudian menggambarnya ulang.
Selanjutnya hobi menggambar kakek kecil menjadi tidak terbendung. Hampir semua media dicorat-coret. Ada momen tahunan yang selalu ditunggu oleh kakek kecil: awal tahun. Kenapa? Itulah saatnya kalender-kalender lama turun, digantikan kalender-kalender yang baru. Kakek kecil pun sergap menurunkan beberapa kalender lama. Kakek gunakan bagian belakang kalender tersebut yang berwarna putih untuk digambar-gambar. Kalaupun bagian depan digambar pun, hanya mencorat-coret model kalender. Misalnya memberinya kacamata, kumis dan mukanya dibuat titik-titik.
Tidak ada acara khusus ketika ada anggota keluarga yang berulang tahun. Tapi khusus momen ulang kakek kecil yang kesepuluh, sang ayah ingin memberikan kejutan kecil. Namun, sang ayah yakin kejutan itu akan bermakna besar bagi kakek kecil.
Ketika hari-H tiba, semua angota keluarga berpakain rapih. Ada satu gulungan kado yang tersedia. Teknis pemberian hadiah pun diatur sedemikian rupa. Semua anggota keluarga memberikan (satu-satunya) hadiah tadi dengan bergiliran kepada kakek kecil. Didokumentasikan dengan kamera analog dengan angle yang berbeda. Kesan yang diharapkan adalah: semua anggota keluarga memberikan hadiah.
Ketika hadiah dibuka, gulungan kado tersebut berisi sepuluh buku gambar yang berukuran sedang. Sepuluh buku untuk ulang tahun kesepuluh. Itu yang sering menjadi kutipan orang di zaman now. Bahagia itu sederhana. Ya. Hadiah buku gambar saat itu merupakan kebahagiaan luar biasa buat kakek kecil.
Tiada hari tanpa menggambar. Membuat tokoh-tokoh cerita. Setiap kali kakek kecil membaca komik, tokohnya kemudian dimodifikasi. Contohnya, kakek membuat tokoh tikus berkekuatan super dengan rambut bergaya penyanyi rock and roll.
Sang ayah melihat bakat menggambar kakek kecil harus diperkenalkan ke dunia luar. Sang ayah adalah seorang RW di kampung itu, hobi menggambar kakek kecil ini pun dimanfaatkan dengan pembuatan poster-poster himbauan untuk mengajak partisipasi acara agustusan. Tantangan membuat poster tentu sangat besar bila dibandingkan saat ini. Berbagai aplikasi desain bisa membantu pembuatan poster.
Namun, kakek bilang kalau tingkat “keasyikan” saat membuat manual dengan membuat pakai komputer berbeda. Demikian halnya ketika kakek di SMA. Kakek membuat desain daftar piket kelasnya secara manual.
#30DWC Day 07