Kisah si Bapak yang Mensyukuri Nikmat

Jam berdentang sebelas kali. Si Ibu masih saja gelisah. Menunggu si Bapak yang tak kunjung pulang walau malam sudah semakin larut.

Setengah jam kemudian, terdengar suara khas motor si Bapak yang sudah menemaninya hampir sepuluh tahun ini. Bunyi di samping rumah kontrakan mereka sedikit berisik. Si Bapak sedang mengunci motor dengan beberapa gembok.

Walaupun Si Bapak tahu kalau tidak ada seorang pencuri pun yang akan tertarik dengan motornya, tapi bila terjadi kehilangan akan menjadi bencana besar. Karena motor usang dan butut itulah harta berharga bagi keluarga si Bapak.

Malam itu, si Bapak dipanggil atasan barunya yang meminta datang ke tempat kerja, karena hal yang sangat penting. Tidak biasanya ada panggilan mendadak seperti itu. Sebelum adzan maghrib, adalah waktu paling telat si Bapak sampai ke rumah.

***

Seperti malam-malam sebelumnya, selepas pulang Isya di masjid, Si Bapak bercengkrama bersama keluarganya. Mungkin lebih pas dibilang kamar kontrakan daripada sebuah rumah.

Si bungsu yang biasanya ceria, malam itu sakit. Sudah dua hari, mengeluh perutnya terasa kembung. Si Bapak mengelus kepala si Bungsu sambil bercerita kisah lucu. Si Ibu sedang menstrika pakaian. Sedangkan si Sulung mengerjakan tugas sekolahnya.

Tiba-tiba, telpon genggam si Bapak berdering. Atasannya meminta segera datang ke tempat kerja malam itu juga. Dia sampaikan permintaan maafnya, apabila mengganggu istirahat si Bapak.

Si Bapak mengiyakan permintaan atasannya. Si ibu segera mempersiapkan pakaian dan alat kerja si bapak. Sebelum berangkat, si Bapak menawarkan kepada keluarganya. Ingin dibawakan oleh-oleh apa sepulang dari tempat kerja. Biasanya kalau malam hari, arah kontrakan sampai tempat kerja si Bapak,ramai sekali orang berjualan.

Si Sulung minta dibelikan Mie Aceh kesukaannya. Biasanya sih Si Sulung dibelikan si Bapak kalau dapat nilai di sekolahnya di atas 90. Ulangan minggu lalu dia mendapat nilai 98 untuk matematikanya. Mulanya si Bapak berjanji akan mentraktir di awal bulan, namun ada keinginannya untuk mewujudkan keinginan si Sulung malam ini.

Si Bungsu tidak terlalu merespon tawaran si Bapak, karena badannya masih lemah. Si Bapak akhirnya berjanji akan membelikannya 2 mobil mainan, walaupun si Ibu kurang setuju awalnya. Maklum, karena keuangan terbatas, mainan si Bungsu jatahnya adalah saat si Bapak terima upah di awal bulan. Si Bapak meyakinkan si Ibu, semoga setelah dibelikan mainan, si Bungsu berangsur sembuh karena rasa senang.

Si Ibu tidak meminta oleh-oleh. Hanya meminta si Bapak tetap semangat melayani tugas dari atasan dan berhati-hati selama di perjalanan.

Si Bapak baru saja pindah ke tempat kerja baru. Pengalaman kerja di tempat lama membuat si Bapak memberanikan diri untuk melamar ke tempat baru, dengan posisi yang lebih baik. Sejak di tempat baru, atasannya ini merasa cocok dengan si Bapak.

Hasil kerja si Bapak selalu dinilai memuaskan. Hal ini membuat si Bapak senang bekerja di tempat barunya ini. Sehingga si Bapak tidak ragu, ketika mendadak atasannya meminta malam itu ke tempat kerja.

Saat si Ibu membukakan pintu begitu mendengar suara motor parkir, wajah si sulung dan si bungsu sudah tertidur. Si Sulung berpesan sebelum tidur, walau jam berapapun Si Bapak pulang, minta tolong dibangunkan. Saking kepengin makan Mi Aceh, si Sulung tidur sambil memegang sendok. Sedangkan si Bungsu sesekali mengigau kapan si Bapak pulang.

Si sulung segera dibangunkan dan langsung menyantap lahap makanan kesukaannya. Si Ibu mengingatkannya untuk tak lupa membaca basmallah. Si Bapak hanya membelikan satu bungkus saja. Sesekali si Sulung menawari kedua orang tuanya, namun tawarannya ditolah. Si Bapak dan si Ibu sudah cukup senang melihat si Sulung makan dengan nikmatnya.

Mainan si bungsu sudah ada dalam bungkusan, tapi dia sudah tertidur lelap. Si bapak sedikit kecewa dengan mainan yang dibelinya, karena dia berjanji akan membeli 2 mobil mainan namun hanya 1 dalam bungkusan yang dibelinya.

Saat si Ibu menanyakan hal tersebut, si Bapak menjelaskan bahwa pada saat dirinya ke luar dari toko, dia melihat ada seorang bapak dan anaknya yang kesehariannya tidur di emperan tokonya. Si Anak yang sebaya dengan si Bungsu terlihat memainkan sandalnya seperti mobilan. Sedangkan bapaknya sudah terlelap tidur. Terenyuh si Bapak melihat anak kecil tersebut. Dalam keadaan seperti ini, keadaan si Bapak masih beruntung. Tanpa berpikir panjang, si Bapak pun mendekati anak kecil itu dan memberikan salah satu mobil mainan yang dibelinya. Si Anak gembira luar biasa dan mengucapkan banyak terima kasih. Bapaknya tidak bergeming dari tidurnya, karena terlihat sangat lelah.

Si Ibu tersenyum dan menenangkan si Bapak. Insyaa Allah si bungsu akan mengerti. Dibelikan mobil mainan satu saja pasti Si Bungsu sudah senang.

Setelah membersihkan diri, si bapak berbaring di tikar di bawah tempat tidur. Walaupun si Ibu sudah disuruh tidur, namun masih memaksa untuk memijit kaki si Bapak. Lelahmu adalah ladang pahala bagi keluarga kita, ujar si Ibu. Tidak perlu mengeluh, semua sudah ada jalannya, kita tinggal menjalaninya. Si Bapak mengangguk setuju. Karena waktu sudah larut, si Ibu diminta si Bapak untuk segera tidur.

Si Bapak masih punya PR yang dilakoninya setiap malam. Si Bapakak selalu meniatkan membaca 1 juz ayat suci Al-Quran. Alunan bacaan si Bapak yang pelan membuat suasana sepi di lingkungan tersebut terasa damai.

Si Ibu sedikit terbangun, ketika di dalam bacaan si Bapak, terasa ada isakan tangis. Si Bapak sedang membaca ayat yang menyentuhnya.

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 22-23).

***

Keesokan harinya, si Ibu terheran-heran melihat si Bapak masih terlihat santai. Biasanya, sepulang sholat shubuh dari masjid, Si Bapak langsung memanaskan motornya untuk persiapan berangkat kerja.

Kali ini si Bapak sedang bercanda dengan si Bungsu. Si Bungsu terlihat senang karena punya mainan baru. Sedangkan si Sulung sedang sarapan hendak berangkat ke sekolah.

Si Bapak memberikan kejutan kepada keluarganya, bahwa hari ini mereka akan pindah rumah. Si Bapak sedang menunggu mobil yang akan membawa barang pindahan.

Tadi malam saat si Bapak dipanggil, atasannya mengajak melihat-lihat rumah karyawan yang baru saja kosong. Lumayan luas rumahnya dan ke tempat kerja tinggal jalan kaki saja. Atasannya meminta si Bapak untuk memilih rumah yang akan ditempati dari 3 pilihan yang ada. Malam itu harus diputuskan si Bapak pilih yang mana, karena esok harinya akan ada karyawan lain yang akan datang untuk menempati rumah itu juga.

Si Ibu langsung sujud syukur. Mereka akan segera pindah ke tempat baru. Si Sulung bahkan berpesan ke si Bapak untuk menjemputnya di sekolah untuk langsung pulang ke rumah baru. Si Bungsu pun terlihat kembali ceria sambil memegang mainan barunya.

2 comments

Leave a Reply to Willy Mulyawan Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *