Sanggupkah menjadi Ketua Kelas

Di sekolah dasar, saya sering mendapatkan peringkat pertama di setiap pembagian raport. Dipanggil di atas panggung upacara untuk mendapatkan penghargaan menjadi rutinitas saya.

Tapi ada hal yang menjadi ketakutan saya setiap kali saya mendapatkan peringkat pertama setiap ujian kenaikan kelas. Pada hari pertama masuk kelas, saya menjadi ketakutan. Karena saya selalu diajukan untuk menjadi seorang ketua kelas!

Menjadi ketua kelas menjadi hal yang “mengerikan” bagi saya. Bagaimana ketua kelas harus mengatur teman lainnya untuk duduk rapih, memastikan mereka menggunting kukunya setiap hari senin, dan mengambil alih apabila ada anak yang tidak piket. Memang standar tugasnya tapi bagi saya, sedikit kurang menyenangkan. Itulah yang kadang kala prestasi belajar saya melorot menjadi rangking kedua atau ketiga. Karena takut menjadi ketua kelas. Ha ha ha.

Bila ingat hal tersebut, saya tersenyum kecil. Karena ada masanya kita akhirnya menjadi seorang pemimpin. Dalam scope yang paling kecil, paling tidak menjadi seorang pemimpin dalam sebuah keluarga. Bahkan menjadi seorang pemimpin perusahaan pun akan menjadi kenyataan.

Pada saat posisi saat ini dimana Anda memegang suatu jabatan, tentu menjadi seorang ketua kelas adalah hal yang kecil dan mudah. Maka pandangan inilah yang menjadi dasar bagaimana sebuah organisasi mempersiapkan kader pemimpin.

Karyawan yang dipersiapkan untuk memimpin masuk dalam program kaderisasi. Diberikan pandangan hal-hal apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini diberikan dengan tujuan tidak adanya asumsi yang kurang pas saat memimpin. Seperti asumsi waktu itu apabila menjadi seorang ketua kelas.

#30DWC Day 15

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *