Pas Photo Terbaik

Sewaktu SD ada semacam “ritual” yang menakutkan saya. Terutama menjelang masuk sekolah setelah naik kelas. Ada semacam kewajiban untuk menyetorkan pas photo. Sebenarnya sih tidak terlalu menjadi masalah ketika kita mempunyai stok photo dan negatif filmnya masih utuh.

Negatif film? Ya. Kita sedang berbicara era 80-an.

Ketika pihak sekolah meminta foto dengan ukuran tertentu, ada 3 kemungkinan urutan yang biasanya terjadi. Pertama bila ada stok foto ada, urusan selesai. Bila yang diminta ukuran 3×4 yang ada 2×3, nah ini yang berabe.

Maka geser ke langkah kedua, cari negatif filmnya lagi. Tapi sangat sulit sekali menebak2 mana foto kita melalui terawangan negatif film. Apalagi wajah kita persis sama dengan saudara kita :). Kalau mujur dan ketemu negatif filmnya. Urusan selesai. Namun, bila tidak? Ada langkah ketiga. Cukup membuat khawatir.

Ketiga, ya terpaksa melakukan photo shoot baru. Kalau pas foto tahun kemarin hasilnya kurang oke, ini saatnya berbenah diri :). Tapi kalau pas foto ini jadinya malah lebih jelek dari sebelumnya , ini menjadi mimpi buruk.

Bayangkan, sudah menunggu paling lama 3 hari untuk melihat hasil cetak (ini pun pakai ekstra tambahan biaya, kilat), lalu hasilnya kurang memuaskan. Rambutnya kurang rapih, kepala sedikit miring, dasi sekolah tidak pas, posisi duduk tidak tegak.

Hasilnya pun bisa dilihat dari ukuran besar 4×6 sampai 2×3. Ahh tidak. Kenapa kamera digital belum ditemukan saat itu. 🙂

#30DWC Day 24

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *