Perpustakaan Kecil

Cuaca sore itu sangat cerah. Sesekali angin mampir di teras rumah yang mungil dan asri itu.

Kakak sedang membaca sebuah ebook dari tab.

“Sedang membaca apa kak?” tanya bunda, sambil membawakan teh tawar hangat dan sepiring pisang goreng.
“Tentang imajinasi seorang anak berkeliling dunia. Inspirasinya dari membaca buku, bunda.”
“Bagus itu, dengan membaca buku wawasan jadi terbuka,” ujar bunda sambil celingukan, “Kak, kakek mana?”
“Ada di samping, sedang cuci kaki.”

Kakek muncul dan langsung bergabung dengan bunda dan kakak.
“Tadi sandal kakek lepas, jadi kena tanah semua nih.”
“Kek, ceritain dong, kata bunda kakek waktu kecil punya perpustakaan.”

Dulu kakek senang sekali ke perpusatakaan waktu SD. Membaca buku cerita petualangan. Kakek tidak begitu suka dengan komik. Terlalu cepat habis kalau dibaca.

Karena hobi membaca dan juga mempunyai beberapa koleksi buku, kakek mengajak adik sepupunya dan dua orang sahabatnya untuk bergabung membentuk sebuah perpustakaan.

Kakek kecil mengumpulkan beberapa buku lalu dicatat buku apa saja yang tersedia.

Ayahnya kakek sangat pintar membuat benda dari kayu. Kakek minta dibuatkan tempat untuk menggantung buku dan rak tempat menyimpan buku.

Di sekolah, kakek mempromosikan bahwa ada perpustakaan baru di dusun. Sepulang sekolah kakek langsung jaga stand.

Menerima kedatangangan teman-temannya. Siapa yang pinjam langsung kakek catat. Pinjam buku satu harinya seratus rupiah, namun bila nambah hari ada charge tambahan lima puluh rupiah. Tiga orang pendiri perpustakaan tidak terjun aktif. Mereka hanya mengamati perkembangan buku yang dipinjam.

Kakek sebagai penjaga stand tidak memperoleh bayaran. Tapi kakek boleh membaca buku yang ada di perpustakaan itu secara gratis.

Ini membantu kakek menjelaskan sinopsis buku kepada temannya yang akan membaca.

#30DWC Day 05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *